Evaluation of Financial Performance in Applying Regional Autonomy in Regional Government Of Majalengka Regency

Authors

  • Andhika Ligar Hardika Universitas Widyatama Author
  • Mohd Haizam Saudi Universitas Widyatama Author
  • Nur Surayya Saudi Universiti Pertahanan Nasional Malaysia Author

DOI:

https://doi.org/10.61841/gnsweg88

Keywords:

Regional Financial Performance, Regional Autonomy, Regional Government

Abstract

The purpose of this study is to analyze and evaluate the assessment of regional financial performance in the accountability and transparency of the financial statements of the Regional Budget (APBD) as a result of decentralization or regional autonomy. Regional monetary management is one aspect of the implementation of regional autonomy that is carried out effectively and efficiently so that the realization of civil society welfare. The research sample is financial data in the form of regional cost sources and regional revenue budgets as well as regional expenditure allocations in 2013- 2018 in the Regional Government of the Majalengka Regency, West Java. The result of this research is that the financial performance of the Majalengka Regency district needs to increase the contribution of taxes and levies to support the Locally Generated Revenue while the need for effective and efficient use of SILPA. Another analysis of independence, the effectiveness of Locally Generated Revenue and local taxes as well as efficient and harmonious spending was obtained that the Regional Government of the Majalengka District was quite good despite fluctuations, so it was necessary to increase financial resources and use them more optimally so that public facilities were met. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Pertama. Penerbit

BPFE. Yogyakarta.

[2] Asaddin, Fuad dan Mansoer, Faried Wijaya. 2001. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja: Terapan Model

Kebijakan Prioritas Sektoral Untuk Kalimantan Timur. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi. Vol. 1

No. 1.

[3] Basry, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta.

[4] Boediono. 1998. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta.

[5] Budiarto, Bambang. 2007. Pemgukuran Keberhasilan Pengelolaan Keuangan Daerah. Seminar Ekonomi Daerah.

Surabaya.

[6] Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Yogyakarta.

[7] Kuncoro, Mudrajad. 2003. Ekonomi Pembangunan. Edisi Ketiga. Penerbit UPP Akademi Manajemen Perusahaan

YKPN. Yogyakarta.

[8] Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga. Jakarta.

[9] Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[10] Matheus A.B.H. Dacosta 2002, Kemandirian Kota Kupang Ditinjau dari Aspek Keuangan Dalam Melaksanakan

Otonomi Daerah. “Tesis S2 Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta” (tidak dipublikasikan).

[11] Neter, John, Wasserman, William, and Whitmore, G,A, 1993, Applied Statistics, Fourth Edition, Simon &

Schuster, Inc.

[12] Ronald, Andreas, dkk. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum dan Sesudah

Diberlakukannya Otonomi Daerah di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. FE Universitas

Janabadra

[13] Saragih. 2005. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah Dalam Otonomi. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

[14] Seftarita, Chenny. 2005. Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter, dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

Simposium Riset Ekonomi II. Surabaya.

[15] Setiaji, Wirawan dan Adi, Priyo Hari. 2007. Peta Kemampuan Keuangan Daerah Sesudah Otonomi Daerah:

Apakah Mengalami Pergeseran? (Studi Pada Kabupaten dan Kota se Jawa-Bali). Simposium Nasional Akuntansi

X.

[16] Setiyawati, Anis dan Hamzah, Ardi. 2007. Analisa PAD, DAU, DAK, dan Belanja Pembangunan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Pengangguran. The 1st Accounting Conference. Jakarta.

[17] Sidharta, Eka Ananta. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Pemda dengan Pendekatan Analisis Rasio Keuangan pada

APBD di Kota Malang. Forum Penelitian. Jakarta.

[18] Sukirno, Sadono. 1991. Ekonomi Pembangunan: Proses Masalah dan Kebijaksanaan. Penerbit FE-UI dan Bina

Grafika. Jakarta.

[19] Susantih, Heny dan Yulia Saftiana. 2010. Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintahan propinsi seSumatera Bagian Selatan. Tesis.Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

[20] Susilo, Gideon Tri Budi dan Adi, Priyo Hari. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Daerah Sebelum dan Sesudah

Otonomi. Konferensi Penelitian Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik Pertama.

[21] Syamsi, Ibnu, 1986. Pokok-Pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran Pembangunan

Tingkat Nasional dan Regional. Jakarta: CV. Rajawali.Surabaya.

[22] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13, Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 2006. Depdagri RI

[23] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59, Tahun 2007 tentang Pedoman Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 2007. Depdagri RI.

Downloads

Published

29.02.2020

How to Cite

Ligar Hardika, A., Haizam Saudi, M., & Surayya Saudi, N. (2020). Evaluation of Financial Performance in Applying Regional Autonomy in Regional Government Of Majalengka Regency. International Journal of Psychosocial Rehabilitation, 24(1), 4389-4396. https://doi.org/10.61841/gnsweg88